NAMA : Mirza Anggara Putri
Kelas : 4 PA 07
NPM : 19510658
Artificial
Intelligence/kecerdasan buatan (AI) merupakan
inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Menurut beberapa ahli, artificial intelligence didefinisikan
sebagai berikut :
Menurut H.
A. Simon (1987): artificial intelligence
merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan
pemrograman komputer untuk melakukan hal yang dalam pandangan manusia adalah
cerdas.
Menurut Rich
and Knight (1991): artificial
intelligence merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer
melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan
cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak
menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi
berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan (Encyclopedia
Britannica).
Artificial
Intelligence (AI) mulai ada sejak muncul
komputer modern, yakni pada tahun 1940 dan 1950. Ilmu pengetahuan komputer ini
khusus ditujukan untuk perancangan
otomatisasi tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer.
Pada
awalnya, artificial intelligence hanya
ada di universitas-universitas dan laboratorium penelitian, serta hanya sedikit
produk yang dihasilkan dan dikembangkan. Berbagai literatur mengenai
kecerdasan buatan menyebutkan bahwa ide mengenai kecerdasan buatan diawali pada
awal abad 17 ketika Rene Descartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah
apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Kemudian Blaise Pascal yang
menciptakan mesin penghitung digital mekanis pertama pada 1642. Selanjutnya
pada abad 19, Charles Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung
mekanis yang dapat diprogram.
Perkembangan terus berlanjut,
Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica,
yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan
“Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas” pada 1943 yang meletakkan
pondasi awal untuk jaringan syaraf.
Tahun 1950-an adalah periode usaha
aktif dalam AI. Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk
menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of Manchester (UK): sebuah
program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program
permainan catur yang ditulis oleh Dietrich Prinz. John McCarthy membuat istilah
“Kecerdasan Buatan” pada konferensi pertama pada tahun 1956, selain itu juga
menemukan bahasa pemrograman Lisp. Alan Turing memperkenalkan “Turing test”
sebagai sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph
Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi
Rogerian.
Selama tahun 1960-an dan 1970-an,
Joel Moses mendemonstrasikan kekuatan pertimbangan simbolis untuk
mengintegrasikan masalah di dalam program Macsyma, program berbasis pengetahuan
yang sukses pertama kali dalam bidang matematika. Marvin Minsky dan Seymour
Papert menerbitkan Perceptrons, yang mendemostrasikan batas jaringan syaraf
sederhana dan Alain Colmerauer mengembangkan bahasa komputer Prolog. Ted
Shortliffe mendemonstrasikan kekuatan sistem berbasis aturan untuk representasi
pengetahuan dan inferensi dalam diagnosa dan terapi medis yang diyakini sebagai
sistem pakar pertama. Hans Moravec mengembangkan kendaraan terkendali komputer
pertama untuk mengatasi jalan yang mempunyai rintangan secara mandiri.
Menjelang
tahun 1980-an, AI menjadi sebuah industri diawali
dengan ditemukannya ”sistem pakar” (expert
system) yang dinamakan R1 yang mampu mengkonfigurasi sistem-sistem komputer
baru. Program tersebut mulai dioperasikan di Digital Equipment Corporation
(DEC), McDermot pada tahun 1982. Pada tahun 1985, sedikitnya empat kelompok
riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik (Back-Propagation
learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam ilmu komputer dan
ilmu psikologi. Tahun 1986, program tersebut mampu menghemat biaya US$ 40 juta
/tahun. Tahun 1988, Kelompok AI di DEC menjalankan 40 sistem pakar mengenai
pengenalan AI. Ketenaran AI ini juga melibatkan perusahaan-perusahaan besar
seperti Carnegie Group, Inference, Intellicorp dan Technoledge yang menawarkan software tools untuk membangun sistem
pakar. Perusahaan Hardware seperti LISP Machines Inc, Texas Instruments,
Symbolics dan Xerox juga turut berperan dalam membangun work station yang dioptimasi untuk pembangunan LISP.
Era kembalinya
jaringan syaraf tiruan mulai tahun 1986 hingga sekarang yang melibatkan para
ahli fisika seperti Hopfield menggunakan teknik-teknik mekanika statistika
untuk menganalisa sifat-sifat penyimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf.
Serta para ahli psikologi, David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan
penelitian mengenai model jaringan syaraf pada memori. Dan mulai
dikembangkan secara penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan di
khalayak umum.
Permasalahan
mengenai artificial intelligence akan
selalu bertambah dan berkembang seiring dengan laju perkembangan zaman menuju
arah globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia, yang membawa
persoalan-persoalan yang semakin beragam pula.
Program artificial intelligence lebih sederhana
dalam pengoperasiannya, sehingga banyak membantu pemakai. Program konvensional
dijalankan secara prosedural dan kaku, rangkaian tahap solusinya sudah
didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Sebaliknya, pada program
kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan dilakukan pendekatan trial and error, mirip seperti apa yang
dilakukan oleh manusia.
Awalnya komputer difungsikan
sebagai alat hitung. Seiring dengan perkembangan jaman, komputer diharapkan
dapat diberdayakan untuk mengerjakan segala sesuatu yang dikerjakan oleh
manusia. Manusia bisa pandai menyelesaikan masalah karena mempunyai
pengetahuan, penalaran dan pengalaman. Agar komputer bisa bertindak seperti dan
sebaik manusia, maka komputer harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai
kemampuan menalar. AI merupakan salah satu bagian ilmu komputer yang membuat
agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang
dilakukan oleh manusia. Sistem yang dapat berperilaku seperti manusia, sistem
yang dapat berfikir seperti manusia, system yang dapat berfikir secara rasional
dan sistem yang dapat bertindak secara rasional.
Kecerdasan buatan, cabang ilmu komputer yang
berhubungan dengan pengembangan komputer (hardware)
dan program-program komputer (software) yang
mampu meniru fungsi kognisi manusia. Kecerdasan buatan mencakup hasil dari
produk komputer yang dinilai cerdas jika dihasilkan oleh manusia. Inteligensi adalah
kemampuan untuk memperoleh, memanggil kembali (recall), dan menggunakan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep
abstrak maupun konkret dan hubungan antara objek dan ide, serta menerapkan
pengetahuan secara tepat.
Nickerson, Perkins &
Smith (1985), beberapa kemampuan yang mempresentasikan inteligensi manusia:
a. Kemampuan mengklasifikasikan pola
b. Kemampuan memodifikasi perilaku secara adaptif
c. Kemampuan berpikir secara deduktif
d. Kemampuan berpikir secara induktif (generalisasi)
e. Kemampuan mengembangkan dan menggunakan model konseptual
f. Kemampuan memahami atau mengerti
a. Kemampuan mengklasifikasikan pola
b. Kemampuan memodifikasi perilaku secara adaptif
c. Kemampuan berpikir secara deduktif
d. Kemampuan berpikir secara induktif (generalisasi)
e. Kemampuan mengembangkan dan menggunakan model konseptual
f. Kemampuan memahami atau mengerti
Sistem Pakar sebagai bagian Artificial Intelligence
(AI) definisi yang populer dari AI adalah bahwa AI menjadikan komputer
berakting dan bergaya seperti halnya para artis berakting di bioskop. Dan untuk
saat ini banyak permasalahan dunia nyata yang diselesaikan dengan menggunakan
AI dan banyak juga aplikasinya yang dikomersilkan (Muhammad Ahrami:2005:1). Sistem
pakar adalah salah satu cabang dari AI yang membuat penggunaan secara luas
knowledge yang khusus untuk penyelesaian masalah. Seorang pakar adalah orang
yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai
knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu
dalam bidang yang dimilikinya. Ketika sistem pakar dikembangkan pertama kali
sekitar tahun 70-an sistem pakar hanya berisi knowledge. Namun demikian
sekarang ini istilah sistem pakar sudah di gunakan untuk berbagai macam sistem
yang menggunakan teknologi sistem pakar itu. Teknologi sistem pakar ini
meliputi bahasa sistem pakar, program dan perangkat keras yang dirancang untuk
membantu pengembangan dan pembuatan sistem pakar.
Gambar: Ruang lingkup kecerdasan buatan (Artificial Intelligence)
Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang
berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk
memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar.
Dalam hal ini, robot adalah sesuatu yang sangat umum dibuat oleh para sistem
pakar untuk memudahkan sesuatu pekerjaan dalam hal tertentu. Secara teori
sangatlah gampang untuk berandai-andai membuat sesuatu yang dapat membantu kita
dalam kehidupan sehari-hari. Sistem Pakar (Expert System) merupakan
suatu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia dalam komputer untuk
memecahkan masalah yang biasanya dikerjakan oleh seorang pakar, misalnya :
Dokter, Lawyer, Analist Keuangan, Tax Advisor. Sistem pakar dapat mendorong
perhatian besar diantara ahli komputer dan spesialist informasi untuk
mengembangkan sistem membantu manajer dan non manajer memecahkan masalah.
# Eliza, Parry,
dan NETtalk
Menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing.
Menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing.
1. Eliza
Joseph Weizenbaum (1966)
Program komputer yang mampu berkomunikasi; berperan sebagai psikiater. Program ini mampu melakukan terapi terhadap pasien dengan memberikan beberapa pertanyaan. Kekurangan Eliza: tidak adanya pengertian.
2. Parry
Colby, dkk (1972) mensimulasi pasien yang paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memanga ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi komputer dan respon manusia.
3. NETtalk
Program yang berdasarkan jaring-jaring neuron. Dikembangkan oleh Terry Sejnowski: jaringan neural berisi lapisan tersembunyi yang berkorespondensi dengan interneuron.
Joseph Weizenbaum (1966)
Program komputer yang mampu berkomunikasi; berperan sebagai psikiater. Program ini mampu melakukan terapi terhadap pasien dengan memberikan beberapa pertanyaan. Kekurangan Eliza: tidak adanya pengertian.
2. Parry
Colby, dkk (1972) mensimulasi pasien yang paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memanga ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi komputer dan respon manusia.
3. NETtalk
Program yang berdasarkan jaring-jaring neuron. Dikembangkan oleh Terry Sejnowski: jaringan neural berisi lapisan tersembunyi yang berkorespondensi dengan interneuron.
Teknik yang digunakan dalam
Kecerdasan Buatan memungkinkan dibuatnya sebuah program yang setiap bagiannya
mengandung langkah-langkah independen dan dapat diidentifikasi dengan baik
untuk dapat memecahkan sebuah atau sejumlah persoalan. Setiap potong bagian
program adalah seperti sepotong informasi dalam pikiran manusia. Jika informasi
tadi diabaikan, pikiran kita secara otomatis dapat mengatur cara kerjanya untuk
menyesuaikan diri dengan fakta atau informasi yang baru tersebut. Kita tidak
perlu selalu mengingat setiap potong informasi yang telah kita pelajari. Hanya
yang relevan dengan persoalan yang kita hadapi yang kita gunakan. Demikian pula
dalam Kecerdasan Buatan, setiap potong bagian program Kecerdasan Buatan dapat
dimodifikasi tanpa mempengaruhi struktur seluruh programnya. Keluwesan ini
dapat menghasilkan program yang semakin efisien dan mudah dipahami.
Makin pesatnya perkembangan teknologi menyebabkan
adanya perkembangan dan perluasan lingkup yang membutuhkan kehadiran Kecerdasan
Buatan. Karakteristik cerdas sudah mulai dibutuhkan di berbagai disiplin ilmu
dan teknologi. Kecerdasan Buatan tidak hanya merambah di berbagai disiplin ilmu
yang lain. Irisan antara psikologi dan kecerdasan buatan melahirkan sebuah area
yang dikenal dengan nama cognition & psycolinguistics.
Dewasa ini, Kecerdasan Buatan juga memberikan
kontribusi yang cukup besar di bidang psikologi. Psikologi mendekatkan studi perilaku manusia dari sudut usaha pengenalan struktur mental dan memprosesnya.
Metode psikologi meliputi observasi, survey,
eksperimen laboratorium, studi kasus, simulasi dan bentuk-bentuk penelitian
lain tentang banyak aspek dari perilaku manusia yang berbeda-beda. Teori
psikologi meliputitopik yang lebih besar lagi yaitu motivasi, emosi dan
kesadaran, sosial, aspek biologi danorganisasi yaitu pembentukan manusia dan
pendewasaan dari lahir hingga meninggal danaspek perilaku manusia yang normal dan tidak normal. Perancang dan
pembentuk sistemkomputer dibutuhkan untuk membuat keputusan berdasarkan
asumsi pengetahuan pemakai. Teknologi internet juga sangat mempengaruhi
perilaku manusia, dimana teknologi ini dapat menghubungkan antara satu computer
dengan komputer lain dibelahan dunia lain.
Adanya irisan penggunaan Kecerdasan Buatan di
berbagai disiplin ilmu tersebut menyebabkan cukup rumitnya untuk
mengklasifikasikan Kecerdasan Buatan menurut disiplin ilmu yang menggunakannya.
Untuk memudahkan hal tersebut, maka pengklasifikasian lingkup Kecerdasan Buatan
didasarkan pada output yang diberikan yaitu pada aplikasi komersial (meskipun
sebenarnya Kecerdasan Buatan itu sendiri bukan merupakan medan komersial).
Sumber :
Charniack, Eugene and McDermott, Drew. (1985). “Introduction To Artificial
Intelligence”, page 1, McGraw-Hill Inc.
Elter, Wolfgang. (2011). Introduction to Artificial
Intelligence, London Dordrecht Heidelberg New York : Springer (WE)
Fitri, Zakiyatul. (2012). Psikodiagnostik
IV (Inventory). Pusat Pengembangan Bahan Ajar : Universitas Mercu Buana.
Kusumadewi, S. (2003).
Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Oky Dwi Nurhayati. (2010). Konsep
Interaksi Manusia dan Komputer. Program Studi Sistem Komputer : Universitas
Diponegoro.
Rich, Elaine, and Knight, Kevin. (1991). “Artificial Intelligence”, Second
Edition, page 3, McGraw-Hill Inc.
Russel, S and Norvigm P. (2003). Artificial
Intelligence : A modern Approach. Prentice Hall, Second Edition.
Turban, E. (1995). Decision
Support and Expert System; Management Support System. New York: Prentice-Hall.