Friday, November 26, 2010

Hubungan Manusia dan Penderitaan

Dimana ada hitam pasti selalu ada putih, arti dari kata-kata itu adalah dimana ada kesedihan pasti ada juga kebahagiaan. Hari-hari manusia tidak hanya selalu diliputi kegembiraan, pasti di sisi lain terliput juga kesedihan yang mendalam. Kita melihat banyak orang tertawa lepas tanpa memikirkan hari esok apakah bisa untuk tertawa seperti itu lagi. Yah, di luar sana kita lihat banyak orang yang menangis meraung-raung karena bingung dan beratnya menghadapi cobaan hidup yang dipikulnya. Banyak hal terkait di antara hubungan antarmanusia salah satunya yaitu dengan penderitaan.

Hubungan antarmanusia juga bisa menimbulkan penderitaan, karena dalam hubungan itu sering terjadi pergesekan dan perbenturan. Secara ekstrim, filsuf dan sastrawan Jean Paul Sartre menyimpulkan dalam sebuah dramanya, bahwa “neraka adalah orang lain!”

Manusia lazimnya memiliki dua fungsi dalam konteks hubungannya dengan manusia lain, yakni sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Karenanya, hubungan antarmanusia juga bisa disederhanakan menjadi dua jenis: hubungan seorang manusia dengan seorang manusia lain (hubungan antarindividu), dan hubungan seorang manusia dengan masyarakatnya.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan. Namun, peranan individu juga menentukan berat-tidaknya Intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang, belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan. Memang harus diakui, di antara kita dan dalam masyarakat, masih terdapat banyak orang yang sungguh-sungguh berkehendak baik, yaitu manusia yang merasa prihatin atas aneka tindakan kejam yang ditujukan kepada sesama; manusia yang tidak saja prihatin, melainkan berperan-serta mengurangi penderitaan sesamanya; bahkan juga berusaha untuk mencegah penderitaan atau paling tidak menguranginya; serta manusia yang berusaha keras tanpa pamrih untuk melindungi, memelihara dan mengembangkan lingkungan alam ciptaan secara berkelanjutan. Ada keinginan alamiah manusia untuk menghindari penderitaan. Tetapi justru penderitaan itu merupakan bagian yang terkandung di dalam kemanusiaannya. Orang harus memburu-buru berlelah di bawah matahari untuk mendapatkan apa yang diingininya, makan rezeki yang diperoleh dengan susah payah. Namun itu pun juga tidak melepaskan penderitaan yang dialaminya. Pertanyaan yang paling tepat bukan untuk mengakhiri penderitaan, tetapi bagaimana menikmati penderitaan. Penderitaan itu ada, dan kehidupan ini seperti sebuah siklus mengalami penderitaan dan kesukaran; jadi bagaimana saya menemukan sukacita di dalam penderitaan dan kesukaran yang sedang dihadapi?
Akibat penderitaan yang bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara. Itulah anugrah. Dan adalah tawaran istimewa bagi kita semua untuk menjalani kehidupan ini sebagai sebuah perjalanan untuk mengalami anugrah demi anugrah-Nya di dalam menghadapi setiap kesukaran dan penderitaan yang ada. Di dalam kuasa anugrah dan kebenaran-Nya, sebenarnya rumah kita yang sejati bukanlah di dunia ini, tetapi di dalam kekekalan bersama dengan Allah, dimana tidak ada penderitaan, kesukaran, kesedihan dan air mata, karena semuanya diganti dengan sorak sorai, sukacita, dan kebahagiaan yang sejati.

Sebaiknya bila kita sedang dihadapkan dengan musibah, kiranya penghiburan yang sejati dari Allah mengganti setiap penderitaan dan kesukaran hidup kita dengan sorak sorai dan sukacita.

Wednesday, November 24, 2010

Hubungan Manusia dan Pandangan Hidup

Manusia diciptakan di dunia ini bersama perangkat akal dan budi yang merupakan pembeda hakikat manusia dengan makhluk lainnya. Dari kedua perangkat tersebut manusia memiliki daya dan upaya untuk mengeksistensikan hidupnya di antara makhluk-makhluk yang diciptakan oleh Tuhan di bumi ini. Dengan akal, dia bisa membuat peradaban. Dengan budi, dia bisa mengolah akal sesuai tujuan yang baik atau yang buruk atau dengan kata lain bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Dengan akal dan budi manusia bisa meraih apa yang dicitakannya.

Selain itu akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada manusia adalah buah akal budi yang terus melaju tanpa henti dan berusaha menginovasi segala hal agar dapat tercapai kesejahteraan hidup, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan pandangan terhadap hidup. Suatu pandangan hidup dapat menjadi salah satu faktor pendukung terwujudnya impian seseorang. Seseorang bisa berhasil atau tertunda untuk berhasil tergantung dari bagaimana dia mencari, menilai, dan menentukan pandangan hidup. Pandangan hidup yang baik bisa terbentuk dari pengaruh diri dan lingkungan. Diri yang baik adalah diri yang memiliki niat dan keteguhan yang baik yang berujung pada keikhlasan. Adapun lingkungan yang baik, pada hakikatnya, adalah lingkungan yang bisa mendukung seseorang untuk menjadi diri yang baik. Namun faktor lingkungan ini sebenarnya memiliki andil yang sangat minimum karena tidak selalu orang yang berlingkungan potensif dapat terdukung untuk menjadi diri yang baik. Manusia yang awalnya mempunyai keinginan untuk lebih baik pasti kehidupannya juga akan menjadi baik. Manusia harus tetap berusaha untuk menjadikan hidupnya lebih bermakna dan menghargai waktu agar tidak terbuang sia-sia begitu saja.

•Menurut asalnya pandangan hidup dibagi menjadi 3 yaitu :
1.Pandangan hidup yang berasal dari agama,
2.Pandangan hidup yang berupa ideologi, dan
3.Pandangan hidup hasil renungan

•Pandangan hidup terdiri dari 4 unsur antara lain :
1.Cita – Cita yang diinginkan dapat diraih dengan usaha dan perjuangan,
2.Berbuat baik dalam segala hal dapat membuat seseorang merasa bahagia, damai, dan tentram,
3.Usaha atau perjuangan adalah kerja keras yang dilandasi oleh keyakinan, dan
4.Keyakinan dan kepercayaan adalah hal yang terpenting dalam hidup manusia.

Lembaga Yang Mewujudkan Pandangan Hidup
Fungsi lembaga-lembaga yang dibentuk manusia adalah sebagai instrument, sarana, dan wahana untuk mewujudkan pandangan kehidupan adalah sekedar merupakan konsepsi yang bersifat abstrak,yang tanpa daya untuk mewujudkan dirinya dalam kenyataan.Sebagai makhluk sosial manusia tidaklah mungkin hidup menyendiri. Oleh karena itu, setiap manusia pribadi hidup sebagai bagian dari lingkungan sosial yang lebih luas, secara berturut-turut lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dll.

Hubungan Pandangan Hidup Masyarakat.
Hubungan pandangan mengenai kehidupan manusia dan masyarakat berdasarkan pada pandangan tentang manusia. Pandangan tentang manusia ini di dasarkan pada Pancasila. Dari sini dapat pula diartikan sebagai pandangan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hubungan inilah manusia dapat hidup dan menghidupi. Manusia hidup dalam hubungan dengan Tuhannya dan dalam perlindungan-Nya selamanya termasuk dengan lingkungan. Dengan dan dalam kebudayaan dan serba berhubungan menjadikan dunia dan lingkungan lebih menyenangkan dan menjadikan hidup lebih baik.

Pandangan Hidup Berbangsa dan Bernegara
Konsep bangsa yang digunakan untuk merumuskan sila ketiga terutama konsep E Renan, yaitu sekelompok manusia yang mempunyai keinginan bersama untuk bersatu dan tetap mempertahankan persatuan,sedangkan faktor-faktor yang mendorong manusia ingin bersatu itu bermacam-macam. Dalam hal ini apa yang digariskan oleh pasal 2 ayat (1) menegaskan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk republik.Norma-norma itulah yang harus di ikuti agar orang-orang Indonesia dapat hidup berbangsa sesuai dengan pancasila dan menjalankannya. Orang Indonesia tidak terlepas dari pasal-pasal lain. Lewat hal ini pulalah kecintaan manusia kepada Indonesia kepada bendera merah putih dan bahasa Indonesia dapat dikemukakan secara intensif.

Jadi pada hakikatnya, pandangan terhadap hidup ini tidak lain adalah segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Untuk itu, sikap bijaksana yang baik sangat diperlukan dalam memutuskan segala sesuatu sehingga nanti bagaimana pun hasilnya dapat diterima dengan ikhlas dan sebanyak apa pun tantangan niscaya bisa dihadapi, amiiiin.

Hubungan Manusia dan Keadilan

Pada setiap diri manusia itu pasti mempunyai maslah yang berbeda-beda.Mereka membutuhkan keadilan untuk membela dirinya sendiri. Hakikat kemanusian dan asas kemanusiaan tak akan pernah berubah dengan bergantinya zaman. Sejak awal sejarah sampai hari ini, dari hari ini sampai berakhirnya dunia, manusia akan selalu mencintai keadilan dan memerlukan keadilan.
Bukan hanya satu kelompok masyarakat tertentu atau warga sebuah negeri atau bangsa tertentu yang mendambakan keadilan. Keadilan adalah keinginan alamiah dan historis yang ada pada setiap orang sepanjang sejarah umat manusia. Misi utama dan paling penting dalam setiap gerakan Ilahiyah adalah penekanan pada masalah keadilan. Keadilan juga menjadi asas bagi kelanjutan risalah para nabi dan tokoh-tokoh pembaharu besar dalam sejarah. Keadilan adalah sesuatu yang diimpikan oleh umat manusia.
Dalam kamus bahasa Indonesia, keadilan sosial didefinisikan sebagai suatu proses kerja sama untuk mewujudkan masyarakat yang bersatu secara organik, sehingga setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan nyata untuk tumbuh serta berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Hal ini kemudian tertuang pada filosofi bangsa yaitu Pancasila (sila kelima) dan Undang-Undang 1945 yang merupakan sumber hukum bagi bangsa kita. Keadilan adalah suatu sikap yang berpijak pada suatu kebenaran. Orang baru dapat dibilang adil apabila dia berpegang teguh pada suatu kebenaran objektif yang berdasarkan fakta nyata bukan pada kebenaran subjektif, dengan tidak memihak pada salah satu orang atau kelompok yang bersengketa tanpa terkecuali terhadap kaum kerabat dan keluarga sendiri, lain halnya apabila keluarga yang dibela tersebut berada dipihak yang benar.
Di semua negara yang -berkat revolusi atau kudeta- menerapkan ideologi komunisme dengan berbagai bentuknya, keadilan selalu diusung menjadi slogan inti. Namun nyatanya, tidak ada atribut keadilan dalam kehidupan mereka sehari-hari, bahkan yang mereka lakukan bertolak belakang dengan konsep keadilan.
Keadilan bukan berarti penyamarataan dalam semua hal. Keadilan adalah penyamarataan dalam memberi kesempatan. Keadilan adalah penyamarataan dalam hak. Semua orang harus memperoleh kesempatan yang sama untuk bergerak dan maju. Keadilan bukan berarti kita tidak melakukan penanaman modal atau mencegah orang menanamkan investasinya.
Tujuan yang kita kejar adalah keadilan di tengah masyarakat. Inilah yang kita inginkan. Semua yang kita lakukan akan menemukan nilainya jika ditujukan untuk menegakkan keadilan. Dalam sebuah masyarakat yang tidak adil, jika ada kekayaan maka yang diuntungkan hanya segelintir orang dan satu golongan tertentu saja. Tetapi di sebuah masyarakat yang adil, kekayaan akan dinikmati oleh semua orang. Tentunya keadilan tidak selalu berarti kesamaan. Jangan sampai disalahfahami. Keadilan adalah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Inilah arti dari keadilan. Keadilan bukan seperti yang diduga oleh sebagian orang yang berpikiran dangkal. Mereka mengira keadilan adalah pendapatan semua orang di tengah masyarakat harus sama jumlahnya. Tidak. Sebagian orang lebih giat dalam bekerja. Sebagian lainnya memiliki potensi yang lebih besar. Dan sebagian yang lain berperan lebih besar dalam memajukan negara. Keadilan adalah berbuat secara benar, dan memberikan segala hak dan hak setiap orang kepadanya. Inilah makna dari keadilan yang harus ditegakkan di tengah masyarakat.
Sebagian orang mengatakan bahwa keadilan berarti pemerataan kemiskinan. Tidak benar. Semua orang yang berbicara tentang keadilan tidak pernah menganggap keadilan sebagai kata lain dari pemerataan kemiskinan. Tetapi yang mereka maksudkan adalah pemerataan seluruh sarana dan fasilitas yang ada. Orang-orang yang menyamakan keadilan dengan pemerataan kemiskinan sebenarnya ingin mengatakan, "Jangan pernah kalian mengangkat masalah keadilan. Kejarlah kekayaan dan ketika itulah kekayaan bisa dibagikan". Mengejar kekayaan tanpa mempedulikan keadilan hanya akan melahirkan kondisi seperti yang kita saksikan di negara-negara kapitalis. Di negara yang dianggap terkaya di dunia -yaitu Amerika Serikat- banyak orang yang mati karena kelaparan, kedinginan atau kepanasan. Ini bukan propaganda tetapi kenyataan yang kita saksikan.
Di sebuah masyarakat yang tak mengenal keadilan, banyaknya kekayaan yang didapat hanya akan menguntungkan segelintir orang dan satu golongan tertentu saja. Tetapi di sebuah masyarakat yang berdiri di atas landasan keadilan dan kesamaan, kekayaan akan dinikmati oleh semua orang. Keadilan adalah meletakkan segala sesuatu pada tempatnya. Dalam menjelaskan makna keadilan harus diperhatikan sisi kerja keras, potensi yang besar dan nilai besar yang dihasilkan untuk kemajuan negara. Adil berarti berbuat sesuai dengan kebenaran. Adil adalah memberikan hak setiap sesuatu dan hak masing-masing orang kepada yang berhak atasnya. Keadilan berarti tidak melakukan diskriminasi dalam memberikan hak dan menegakkan hukum. Keadilan berarti membantu masyarakat kecil dan lemah. Keadilan berarti melaksanakan hak insani dan kemasyarakatan serta menjalankan hukum-hukum Ilahi di tengah masyarakat secara rata. Dengan kata lain, keadilan berarti bahwa suatu kelompok tertentu tidak memberikan hak yang istimewa bagi diri mereka.
Kehidupan manusia tanpa keadilan adalah rupa terburuk yang dapat disaksikan di lembaran sejarah umat manusia. Seluruh kesengsaraan yang ada di berbagai masyarakat yang beragam muncul karena kezaliman dan ketidakadilan. Jika atmosfir kehidupan manusia dipenuhi oleh keadilan, di bawah naungan keadilan manusia dapat membangun lingkungan kehidupannya menjadi lingkungan yang layak.
Model pemerintahan Republik Islam adalah model yang diajarkan oleh Islam; model untuk kemajuan dan kesejahteraan yang diiringi dengan keadilan, persaudaraan, cinta, dan kasih sayang antar sesama, serta pengikisan jurang pemisah antara miskin dan kaya di tengah masyarakat. Islam menghendaki kemajuan sebuah masyarakat dengan bentuk seperti ini yang disertai dengan spiritualitas. Keadilan memang satu hal yang mudah diucapkan di lisan tapi sulit untuk diwujudkan. Perlu perencanaan jangka panjang untuk mewujudkannya, dan hendaknya program masa depan adalah program yang mengacu pada keadilan.
Dalam pemerintahan Islam, keadilan menjadi dasar bagi setiap keputusan eksekutif. Seluruh pejabat negara, mulai dari para wakil rakyat di parlemen Majles Shura Islami yang terhormat sampai para pejabat eksekutif di berbagai bidang, khususnya mereka yang bertugas di bagian perencanaan dan keahlian, juga para hakim dan pejabat lembaga peradilan, semuanya harus berusaha keras dan penuh keseriusan serta ketulusan untuk menegakkan keadilan di tengah masyarakat.
Rakyat dengan berbagai elemennya, khususnya kalangan pemuda harus terus menuntut keadilan sehingga setiap pejabat negara mau tak mau -meski terkadang bertentangan dengan keinginan mereka sendiri- akan memerhatikan soal keadilan. Menuntut keadilan berarti soal keadilan menjadi topik yang mengemuka di kalangan para pemuda dan kalangan mahasiswa. Keadilan harus dituntut untuk ditegakkan dan para pejabat harus didesak melaksanakannya. Dengan taufik Allah, dengan izin dariNya, dekade keempat revolusi Islam ini adalah dekade ‘Keadilan yang seiring dengan Kemajuan'. Artinya, kemajuan menonjol dan keadilan dirasakan di seluruh penjuru negeri. Segala perencanaan harus dibuat demikian. Hal inilah yang akan mengimunisasi rakyat dan negeri dari ancaman bahaya.

Tuesday, November 23, 2010

Hubungan Manusia dan Tanggung Jawab

Sebaga manusia yang beradab pasti memilikim hak dan kewajiban. Hak itu adalah sesuatu yang patut kita terima. Sedangkan kewajiban adala sesuatu yang harus kita kerjakan dengan kata lain tanggung jawab. Di muka bumi ini manusia mempunyai banyak kegiatan yang dilakukan dengan hak dan tanggung jawab masing-masing. Setiap manusia harus selalu bertanggung jawab dengan apa yang ia kerjakan. Karena segala sesuatunya ada resiko dan beban yang kita tanggung.
Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia. Selaras dengan fitrah. Tapi bisa juga tergeser oleh faktor eksternal. Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menuntut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda. Tanggung jawab mempunyai kaitan yang sangat erat dengan perasaan.
Tanggung jawab bisa dikelompokkan dalam dua hal.
1. Tanggung jawab individu terhadap dirinya pribadi. Dia harus bertanggung jawab terhadap akal(pikiran)nya, ilmu, raga, harta, waktu, dan kehidupannya secara umum. 2. Tanggung jawab manusia kepada orang lain dan lingkungan (sosial) di mana ia hidup. Kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya untuk pengembangan dirinya. Dengan kata lain, ia mempunyai kewajiban-kewajiban moral terhadap lingkungan sosialnya. Kewajiban sangat erat kaitannya dengan eksistensi seseorang sebagai bagian dari masyarakat. Kita sadar bahwa kalau kita tidak melaksanakan tanggung jawab terhadap orang lain, tidak pantas bagi kita menuntut orang lain untuk bertanggung jawab pada kita. Kalau kita tidak berlaku adil pada orang lain, jangan harap orang lain akan berbuat adil pada kita.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

DO THE FEAR IN THE WORLD, GUYS !

Wednesday, November 17, 2010

Hubungan Manusia dan Keindahan

Manusia memiliki hubungan yang erat dan cukup berarti lho dengan keindahan. Keindahan seseorang dapat lebih dirasakan jika kita mampu menangkap, merasakan dan memahami arti dari keindahan tersebut.Keindahan itu pada dasarnya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan, ini berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Oleh karenanya, bisa terdapat berbagai macam arti dari keindahan, sehingga dapat membingungkan pengertian
dari keindahan tersebut. Keindahan yang dirasakan oleh manusia dapat muncul dalam
berbagai bentuk.

KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar, dan yang merasakannya. Bentuk diluar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam, bunga wama-wami, dan lain-lain.

APA SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
Banyak hal kenapa ada keindahan di dunia ini. Contohnya, bila ada pemain drama yang berlebih-lebihan; misalnya marah dengan meluap-luap padahal masalahnya kecil, atau karena kehilangan sesuatu yang tidak berharga kemudian menangis tersedu-sedu, itu berarti tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya.
Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati. Berikut ini akan dicoba menguraikan alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.

Segala bentuk dan makna dari keindahan pada dasarnya berakal dari penglihatan dan
persepsi manusia itu sendiri. Oleh karena itu, berbagai macam makna keindahan bisa
dirasakan jika manusia dapat mempersepsikan keindahan secara penuh dan merasakannya
sesuai dengan hati. Persepsi manusia terhadap suatu obyek pada dasarnya
tidak pernah tetap dan selalu berevolusi sesuai dengan perkembangan budaya dan sosial
masyarakat. Oleh karena itu, hampir tidak bisa diberikan suatu bentuk baku untuk keindahan tersebut, karena arti keindahan bisa berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain, suatu budaya dengan budaya lain, bahkan dari satu individu dengan individu yang lain.